Translate

Kamis, 05 November 2015

Kamera Koleksi Saya

Berikut adalah beberapa koleksi kamera saya
Kodak Instamatic 66X
Canon Demi ee 17
Olympus e420 + Fujinon Lens 50mm f1.6 DM
Olympus e420 + Fujica M1 Lens (toycam)
Fujica M1
Pentax Auto 110
Yashica Electro CC 35
Kodak Instamatic
Canonet QL 17 GIII & Canon Demi EE 17
Canone QL 17 GIII
Yashica Electro CC 35

Senin, 16 Maret 2015

Sensor APS-H


Fotografi digital membuat perubahan yang sangat mencengangkan hanya dalam kurun waktu yang sangat singkat, banyak fitur dan teknologi pada kamera yang memudahkan penggunanya. Semua dimulai dari peralihan dari penggunaan film ke sensor digital sebagai media penangkap cahaya, banyak ukuran sensor pada kamera dari sensor kecil ukuran 1:2/3 sampai dengan ukuran medium format, namun ada beberapa sensor yang jarang didengar oleh banyak orang, yaitu sensor APS-H. Apa Itu sensor APS-H?
ukuran format sensor yang ada pada kamera digital
Ada beberapa sensor yg kerap digunakan pada kamera DSLR maupun Mirrorless, namun yg lebih sering kita dengar adalah DSLR yg menggunakan sensor APS-C dan full frame, lalu kamera apa yg menggunakan sensor APS -H?

Sensor APS-H adalah semacam campuran antara sensor APS-C dan Full Frame, tapi tidak begitu populer dibandingkan salah satu dari kedua sensor tersebut. Sensor APS-H pertama ditanamkan oleh kodak pada digital back untuk kamera 35mm seperti nikon f 5 atau canon EOS 1V, mengapa tidak full frame? karena bila sensor dibuat dengan ukuran sebesar fullframe akan mentok pada ruang film/film chamber, oleh karena itu dibuat sedikit lebih kecil agar bisa masuk film chamber.

sudut pandang kamera dari berbagai sensor

Untuk DSLR pertama kali diperkenalkan pada Canon EOS 1D, model ini cukup sukses. Nikon pun mengeluarkannya pada nikon D1 hingga D2H. Namun setelah EOS 1D X dikeluarkan dengan sensor FullFrame, sepertinya APS-H menjadi amat sangat tanggung dari segi ukuran.

Sebuah kamera Full Frame akan membuat Anda mendapatkan seluruh gambar tanpa crop factor, sedangkan APS-H dengan lensa yang sama akan tercrop walaupun tidak banyak, hanya 1.3x. namun tetap saja sangat tanggung. Jika fokus utama Anda adalah olahraga dengan mengggunakan lensa tele maka APS-C mungkin akan lebih baik karena memungkinkan Anda untuk mendapatkan lebih dekat dengan subjek Anda

APS-H Sensor Ukuran: 28,7 x 19mm (Full Frame adalah 36 x 24mm)

Kamera dgn sensor APS-H
Canon EOS 1D, Mark II, Mark III, Mark IV
Kodak DCS 460
DCS 560, 660, 760
Leica M8, M8.2
Nikon D1, D1x, D1H, D2, D2x, D2H
Hasil gambar untuk canon eos 1 d aps h
Canon EOS 1 D dengan sensor APS-H
kamera analog dengan digital back
Karena kamera-kamera tersebut adalah kamera digital yg cukup jadul, jadi jgn harapkan kualitas gambar dengan warna yg menawan seperti kamera digital saat ini.  Selain itu ada beberapa dari kamera tersebut yg masih menggunakan output TIF sebagai format foto (belum menggunakan Jpeg atau Raw)

Selasa, 03 Maret 2015

Roll Film Tungsten, Keunikan dan Permasalahannya

Roll Film Tungsten
Banyak jenis film pada fotografi analog jika sebelumnya saya hanya bahas sebagian jenis dan format dari roll film maka kali ini saya akan membahas tentang film khusus seperti tungster film

Apa sih tungsten film itu?

Dalam fotografi dikenal adanya istilah white balance atau WB yang biasa disebut juga kelvin karena memakai satuan pengukur suhu kelvin. Dalam fotografi digital white balance ada banyak sekali. Namun dalam fotografi analog hanya ada 2 white balance yaitu daylight dan tungsten. Film daylight adalah film yang biasa kita temui pada roll film negatif atau roll film warna dan roll film ini biasa dipakai pada kondisi pencahayaan normal atau sehari-hari(daylight). Sedangkan film tungsten adalah film khusus yang digunakan untuk pencahayaan buatan seperti lampu atau flash. Jadi biasanya film tungsten hanya digunakan pada still life fotografi atau foto produk karena menggunakan pencahayaan strobo. Film tungsten umumnya beriso rendah seperti 64 atau iso 80, itu kenapa film jenis ini digunakan untuk foto produk karena mempertajam gambar dengan hasil gambar atau foto minim grain.
perbedaan film daylight (kiri) dan tungsten (kanan)

Perbedaan Hasil

Kelebihan dari film tungsten ini yaitu kita bisa bermain long exposure very long exposure, mengapa karena film tungsten memiliki iso yang sangat rendah. Selain itu warna yang dihasilkan cukup unik ini sangat dianjurkan bagi anda yang menyukai foto dengan warna yang unik.

Kekurangan dari film tungsten ini iyalah sangat susah menyesuaikan exposure atau pencahayaan pada objek dan background foto bila pada pencahayaan yang tidak merata contoh bila kita memotret objek yang berada di bawah pohon, di dalam lorong atau memakai payung dengan kondisi pencahayaan di sekitar sangat terang, jadi bila kita mengejar pencahayaan atau exposure pada subjek agar mendapatkan exposure yang tepat makan exposure atau pencahayaan pada background foto akan over exposure atau kelebihan pencahayaan dan bila kita mendapatkan pencahayaan yang tepat pada background foto maka pencahayaan atau exposure pada subjek akan menjadi sangat gelap atau under exposure. Jadi dalam memotret kita harus memiliki lampu tambahan atau strobo untuk menyiasati kekurangan pencahayaan pada objek foto atau kita harus memotret dalam situasi atau tempat dengan pencahayaan yang merata.
under dan over exposurepada film tungsten
Pada gambar diatas, logo dan tulisan pada foto kiri terlihat jelas namun sekitarnya gelap namun pada foto kanan sepeda, dan gerobak bakpao terlihat jelas namun logo dan bakpao terlihat over exposure.

pemetaan exposure pada film tungsten


Permasalahan

Kali ini saya akan menjelaskan dan memperlihatkan hasil foto dari film tungsten yaitu fuji chrome tungsten asa 64. Saya akan memperlihatkan foto dari hasil saya sendiri dan membandingkannya dengan hasil foto orang lain yang di upload ke internet dan disini saya menemukan kejanggalan bahwa hasil foto yang saya dapatkan dari fuji chrome tungsten asa 64 sangat berbeda dengan hasil yang ada di internet kenapa bisa begini? Hal ini bukan hanya saya yang mengalaminya.

Yang saya bingung pada film yang saya gunakan mengapa berwarna merah muda dan merah darah padahal di internet yang saya lihat foto dengan film tungsten menghasilkan warna agak sedikit ungu atau dengan pencahayaan yang cukup unik. Selain itu hasil foto saya sangat banyak grain padahal iso yang saya gunakan adalah film iso 64 kenapa bisa menimbulkan grain yang sangat banyak. Karena bila dianalogikan pada teori dan kenyataan yang ada grain pada foto akan muncul pada iso tinggi seperti iso 400-800-1600 dan seterusnya.

Ekspektasi saat membeli film tungsten (foto diambil dari internet) :
whotalking.com
www.flickr.com
www.flickr.com

Kenyataan yang saya dapat saat memakai film Tungsten Fujichrome 64T dengan kamera yashica fx-7 dan canonet QL 17:






situasi dengan pencahayaan merata



situasi dengan pencahayan tidak merata



Hasil foto dengan warna yang wajar dari fuji chrome 64T :


Kesimpulan:
kemungkinan warna merah yang dihasilkan dikarenakan cahaya warm (hangat) seperti lampu bohlam tidak bersahabat dengan film tungsten, berbeda dengan daylight, jadi akan menghasikan warna merah, Namun, bila bertemu dengan pencahyaan pada lampu neon yang berwarna putih atau warna-warna cool, maka film tungsten akan bersahabat dan menghasilkan warna yang wajar, maka penggunaan flash atau lampu strobo sangat dianjurkan dalam penggunaan film tungsten, namun bila anda penggemar Lomography film ini sangat dianjurkan karena menghasilkan warna yang unik.



Kamis, 12 Februari 2015

Mengatur Iso Pada Kamera Analog / Manual


 
Tuas iso pada canonet. Sumber :mizziphotofolio.blogspot.com

Halo sudah lama gak menulis blog ini lagi, oke kali ini saya akan membahas tentang tuas iso pada kamera analog. banyak yang salah kaprah dan banyak yang bertanya tentang fungsi tuas iso. Terkadang kita suka bingung pada kamera analog terdapat tuas untuk mengganti iso pada kamera pada iso juga ada pada rol film yang kita gunakan disini agak aneh kenapa ada 2 iso pada kamera dan pada film? Tidak masuk akal dengan tuas pemutar iso bisa merubah iso yang ada pada film padahal tidak ada teknologi digital disitu. Oke disini saya tidak mau sok tahu terhadap masalah ini tapi saya akan menjelaskan dan menyimpulkannya secara logis.

 
Tuas iso pada SLR Analog. Sumber : www.bluefame.com

Pertama, film dan iso seperti yang kita ketahui iso adalah tingkat kepekaan terhadap cahaya pada suatu sensor atau film sebagai media penangkap cahaya dan pada roll film sebuah film mempunyai 1 nomer iso yang tidak dapat dirubah ataupun diganti lalu apakah peranan sebuah tuas iso pada kamera dapat merubah iso yang ada di film apakah itu logis?

Kedua, sebenarnya menuju kemanakah tuas iso pada kamera analog padahal tidak ada sistem digital canggih pada kamera analog seperti sensor dan prosessor.

Oke akan saya jelaskan.

Tuas pada iso tersambung ke sensor light metter dan nantinya akan berhubungan dengan light metter yang menunjukkan yang menunjukkan diafragma berapakah dan speed berapakah yang harus kita pakai jadi pada saat kita memakai film dengan iso 400 maka kita harus setting kamera dengan tuas iso 400 dan nantinya light meter akan menunjukkan diafragma berapakah dan speed berapakah yang harus kita pilih agar mendapatkan pencahayaan yang pas atau tepat pada film dengan iso 400 jadi bila kita menaikkan tuas iso menjadi 800 makan speed dan diafragma pada kamera akan bertambah dan menghasilkan exposure atau pencahayaan yang sedikit lebih gelap atau mungkin lebih gelap contoh pada iso 400 di film yang kita gunakan kamera dengan tuas iso 400 yg kita setting menunjukkan diafragma f 8 dengan speed 1/60 untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat jadi bila tuas iso kita putar menjadi 800 tentu light metter akan menunjukkan diafragma f 11 dan speed 1/125 karena pencahayaan tersebut sangat cocok dengan film iso 800 jadi bila kita menggunakan  film iso 400 maka pencahayaannya jadi lebih gelap dan bila kita lakukan sebaliknya kita menggunakan film dengan iso 400 dan memutar tuas camera dengan iso 200 maka light metter pada kamera akan menunjukkan angka yang lebih rendah dari f8 dan speed 1/60, tentu hasil foto atau pencahayaan yang didapat lebih terang.

Penggunaan tuas iso pada kameran analog berfungsi untuk mengatur tingkat kepekaan pada sensor light metter sehinggga kita mengetahui harus menggunakan diafragma dan speed berapa pada situasi tersebut. Contoh kita menggunakan film iso 200 tetapi pada saat pemotretan kondisi gelap yang memaksa kita harus menggunakan iso 800 namun kita hanya punya film iso 200, jadi kita setting tuas iso kamera pada iso 800, otomatis light metter akan menunjukan angka diafragma dan speed yang sesuai dengan iso 800, dan nantinya saat pencucian film, kalian bilang pada petugas lab cuci foto untuk memprosesnya dengan mem push setara film dengan iso 800. Dan foto yang anda hasilkan akan setara dengan foto yang menggunakan film iso 800.

Perlu Jadi bila kita mau menaikkan iso pada film adalah dengan mem-push film pada saat proses mencuci dengan memproses lebih lama dari waktu normal dan bila ingin menurunkan iso pada film dengan mem-pull film pada saat proses mencuci dengan waktu yang lebih sedikit dari waktu normal. tentunya disesuaikan dengan iso yg telah disetting pada kamera analog.

Ingat, penggunaan tuas iso ini berguna bila light metter pada kamera hidup dan berfungsi dengan baik, bila light metter pada kamera sudah tidak berfungsi maka tuas iso pada kamera tidak bisa digunakan lagi

Light meter pada finder. Sumber : rick_oleson.tripod.com

Itulah yang dapat saya simpulkan mengenai iso pada film. Bukan untuk sok tahu atau menyesatkan bila tidak setuju dengan pendapat saya dan ingin memasukkan pendapat lain saya akan terbuka dan menanggapi melalui kolom komentar yang sudah disediakan, mohon sopan santun dalam berkomentar. :)