Translate

Senin, 16 Maret 2015

Sensor APS-H


Fotografi digital membuat perubahan yang sangat mencengangkan hanya dalam kurun waktu yang sangat singkat, banyak fitur dan teknologi pada kamera yang memudahkan penggunanya. Semua dimulai dari peralihan dari penggunaan film ke sensor digital sebagai media penangkap cahaya, banyak ukuran sensor pada kamera dari sensor kecil ukuran 1:2/3 sampai dengan ukuran medium format, namun ada beberapa sensor yang jarang didengar oleh banyak orang, yaitu sensor APS-H. Apa Itu sensor APS-H?
ukuran format sensor yang ada pada kamera digital
Ada beberapa sensor yg kerap digunakan pada kamera DSLR maupun Mirrorless, namun yg lebih sering kita dengar adalah DSLR yg menggunakan sensor APS-C dan full frame, lalu kamera apa yg menggunakan sensor APS -H?

Sensor APS-H adalah semacam campuran antara sensor APS-C dan Full Frame, tapi tidak begitu populer dibandingkan salah satu dari kedua sensor tersebut. Sensor APS-H pertama ditanamkan oleh kodak pada digital back untuk kamera 35mm seperti nikon f 5 atau canon EOS 1V, mengapa tidak full frame? karena bila sensor dibuat dengan ukuran sebesar fullframe akan mentok pada ruang film/film chamber, oleh karena itu dibuat sedikit lebih kecil agar bisa masuk film chamber.

sudut pandang kamera dari berbagai sensor

Untuk DSLR pertama kali diperkenalkan pada Canon EOS 1D, model ini cukup sukses. Nikon pun mengeluarkannya pada nikon D1 hingga D2H. Namun setelah EOS 1D X dikeluarkan dengan sensor FullFrame, sepertinya APS-H menjadi amat sangat tanggung dari segi ukuran.

Sebuah kamera Full Frame akan membuat Anda mendapatkan seluruh gambar tanpa crop factor, sedangkan APS-H dengan lensa yang sama akan tercrop walaupun tidak banyak, hanya 1.3x. namun tetap saja sangat tanggung. Jika fokus utama Anda adalah olahraga dengan mengggunakan lensa tele maka APS-C mungkin akan lebih baik karena memungkinkan Anda untuk mendapatkan lebih dekat dengan subjek Anda

APS-H Sensor Ukuran: 28,7 x 19mm (Full Frame adalah 36 x 24mm)

Kamera dgn sensor APS-H
Canon EOS 1D, Mark II, Mark III, Mark IV
Kodak DCS 460
DCS 560, 660, 760
Leica M8, M8.2
Nikon D1, D1x, D1H, D2, D2x, D2H
Hasil gambar untuk canon eos 1 d aps h
Canon EOS 1 D dengan sensor APS-H
kamera analog dengan digital back
Karena kamera-kamera tersebut adalah kamera digital yg cukup jadul, jadi jgn harapkan kualitas gambar dengan warna yg menawan seperti kamera digital saat ini.  Selain itu ada beberapa dari kamera tersebut yg masih menggunakan output TIF sebagai format foto (belum menggunakan Jpeg atau Raw)

Selasa, 03 Maret 2015

Roll Film Tungsten, Keunikan dan Permasalahannya

Roll Film Tungsten
Banyak jenis film pada fotografi analog jika sebelumnya saya hanya bahas sebagian jenis dan format dari roll film maka kali ini saya akan membahas tentang film khusus seperti tungster film

Apa sih tungsten film itu?

Dalam fotografi dikenal adanya istilah white balance atau WB yang biasa disebut juga kelvin karena memakai satuan pengukur suhu kelvin. Dalam fotografi digital white balance ada banyak sekali. Namun dalam fotografi analog hanya ada 2 white balance yaitu daylight dan tungsten. Film daylight adalah film yang biasa kita temui pada roll film negatif atau roll film warna dan roll film ini biasa dipakai pada kondisi pencahayaan normal atau sehari-hari(daylight). Sedangkan film tungsten adalah film khusus yang digunakan untuk pencahayaan buatan seperti lampu atau flash. Jadi biasanya film tungsten hanya digunakan pada still life fotografi atau foto produk karena menggunakan pencahayaan strobo. Film tungsten umumnya beriso rendah seperti 64 atau iso 80, itu kenapa film jenis ini digunakan untuk foto produk karena mempertajam gambar dengan hasil gambar atau foto minim grain.
perbedaan film daylight (kiri) dan tungsten (kanan)

Perbedaan Hasil

Kelebihan dari film tungsten ini yaitu kita bisa bermain long exposure very long exposure, mengapa karena film tungsten memiliki iso yang sangat rendah. Selain itu warna yang dihasilkan cukup unik ini sangat dianjurkan bagi anda yang menyukai foto dengan warna yang unik.

Kekurangan dari film tungsten ini iyalah sangat susah menyesuaikan exposure atau pencahayaan pada objek dan background foto bila pada pencahayaan yang tidak merata contoh bila kita memotret objek yang berada di bawah pohon, di dalam lorong atau memakai payung dengan kondisi pencahayaan di sekitar sangat terang, jadi bila kita mengejar pencahayaan atau exposure pada subjek agar mendapatkan exposure yang tepat makan exposure atau pencahayaan pada background foto akan over exposure atau kelebihan pencahayaan dan bila kita mendapatkan pencahayaan yang tepat pada background foto maka pencahayaan atau exposure pada subjek akan menjadi sangat gelap atau under exposure. Jadi dalam memotret kita harus memiliki lampu tambahan atau strobo untuk menyiasati kekurangan pencahayaan pada objek foto atau kita harus memotret dalam situasi atau tempat dengan pencahayaan yang merata.
under dan over exposurepada film tungsten
Pada gambar diatas, logo dan tulisan pada foto kiri terlihat jelas namun sekitarnya gelap namun pada foto kanan sepeda, dan gerobak bakpao terlihat jelas namun logo dan bakpao terlihat over exposure.

pemetaan exposure pada film tungsten


Permasalahan

Kali ini saya akan menjelaskan dan memperlihatkan hasil foto dari film tungsten yaitu fuji chrome tungsten asa 64. Saya akan memperlihatkan foto dari hasil saya sendiri dan membandingkannya dengan hasil foto orang lain yang di upload ke internet dan disini saya menemukan kejanggalan bahwa hasil foto yang saya dapatkan dari fuji chrome tungsten asa 64 sangat berbeda dengan hasil yang ada di internet kenapa bisa begini? Hal ini bukan hanya saya yang mengalaminya.

Yang saya bingung pada film yang saya gunakan mengapa berwarna merah muda dan merah darah padahal di internet yang saya lihat foto dengan film tungsten menghasilkan warna agak sedikit ungu atau dengan pencahayaan yang cukup unik. Selain itu hasil foto saya sangat banyak grain padahal iso yang saya gunakan adalah film iso 64 kenapa bisa menimbulkan grain yang sangat banyak. Karena bila dianalogikan pada teori dan kenyataan yang ada grain pada foto akan muncul pada iso tinggi seperti iso 400-800-1600 dan seterusnya.

Ekspektasi saat membeli film tungsten (foto diambil dari internet) :
whotalking.com
www.flickr.com
www.flickr.com

Kenyataan yang saya dapat saat memakai film Tungsten Fujichrome 64T dengan kamera yashica fx-7 dan canonet QL 17:






situasi dengan pencahayaan merata



situasi dengan pencahayan tidak merata



Hasil foto dengan warna yang wajar dari fuji chrome 64T :


Kesimpulan:
kemungkinan warna merah yang dihasilkan dikarenakan cahaya warm (hangat) seperti lampu bohlam tidak bersahabat dengan film tungsten, berbeda dengan daylight, jadi akan menghasikan warna merah, Namun, bila bertemu dengan pencahyaan pada lampu neon yang berwarna putih atau warna-warna cool, maka film tungsten akan bersahabat dan menghasilkan warna yang wajar, maka penggunaan flash atau lampu strobo sangat dianjurkan dalam penggunaan film tungsten, namun bila anda penggemar Lomography film ini sangat dianjurkan karena menghasilkan warna yang unik.